Belajar bahasa Inggris nggak harus dari teori aja. Belajar lewat terjemahan cerpen juga bisa, salah satunya dari terjemahan cerpen “The Real Princess” karya Hans Christian Andersen. Dijamin, kosakata bahasa Inggris kamu nambah setelah baca ceritanya. 😊

“The Real Princess”
by Hans Christian Andersen
“Putri yang Sejati”
oleh Hans Christian Andersen
There was once a prince, and he wanted a princess, but then she must be a real princess. He travelled right round the world to find one, but there was always something wrong. There were plenty of princesses, but whether they were real princesses he had great difficulty in discovering; there was always something which was not quite right about them. So at last he had to come home again, and he was very sad.Suatu hari, hiduplah seorang pangeran yang mendambakan seorang putri, tetapi putri tersebut haruslah putri yang sejati. Sang pangeran pergi mengelilingi dunia untuk menemukan sosok itu, namun selalu ada sesuatu yang salah. Ada banyak putri yang ia temui, tetapi ia amat kesulitan memastikan apakah mereka putri yang sejati; selalu ada yang terasa kurang tepat tentang mereka. Akhirnya, ia harus kembali pulang, dan ia begitu kecewa.
One evening there was a terrible storm; it thundered and lightened and the rain poured down in torrents; indeed it was a fearful night.Suatu malam, terjadi badai yang dahsyat; guntur bergemuruh, kilat menyambar-nyambar, dan hujan turun amat deras; sungguh malam yang mengerikan.
In the middle of the storm somebody knocked at the town gate, and the old king himself went to open it.Di tengah terjadinya badai, seseorang mengetuk gerbang kota, dan raja sendirilah yang pergi untuk membukanya.
It was a princess who stood outside, but she was in a terrible state from the rain and the storm. The water streamed out of her hair and her clothes, it ran in at the top of her shoes and out at the heel, but she said that she was a real princess.Seorang putri berdiri di luar sana, tetapi keadaannya sangat memprihatinkan akibat hujan dan badai. Air menetes dari rambut dan pakaiannya, mengalir hingga ke atas sepatunya sampai ke tumit, tetapi ia berkata bahwa ia putri yang sejati.
“Well, we shall soon see if that is true,” thought the old queen, but she said nothing. She went into the bedroom, took all the bedclothes off and laid a pea on the bedstead: then she took twenty mattresses and piled them on the top of the pea, and then twenty featherbeds on the top of the mattresses. This was where the princess was to sleep that night. In the morning they asked her how she had slept.“Baiklah, kita akan lihat nanti apakah itu benar,” pikir ratu, tetapi dia tidak berkata apa-apa. Ia pergi ke kamar, melepas seluruh seprai, dan menaruh sebutir kacang polong di atas ranjang: kemudian ia mengambil dua puluh matras dan menumpuknya di atas kacang polong tadi, lalu dua puluh kasur bulu di atas matras sebelumnya. Di sinilah sang putri akan tidur malam itu. Pagi harinya mereka bertanya bagaimana tidurnya.
‘Oh, terribly badly!’ said the princess. ‘I have hardly closed my eyes the whole night! Heaven knows what was in the bed. I seemed to be lying upon some hard thing, and my whole body is black and blue this morning. It is terrible!’“Oh, buruk sekali!” ujar sang putri. “Aku hampir tidak memejamkan mata semalaman! Hanya Tuhan yang tahu apa yang ada di kasurku. Tampaknya aku berbaring di atas benda yang keras, dan seluruh tubuhku memar pagi ini. Sungguh mengerikan!”
They saw at once that she must be a real princess when she had felt the pea through twenty mattresses and twenty featherbeds. Nobody but a real princess could have such a delicate skin.Mereka langsung menyadari bahwa ia pastilah seorang putri yang sejati tatkala dapat merasakan sebutir kacang polong melalui dua puluh matras dan dua puluh kasur bulu. Tak seorang pun kecuali putri sejati yang memiliki kulit selembut itu.
So the prince took her to be his wife, for now he was sure that he had found a real princess, and the pea was put into the museum, where it may still be seen if no one has stolen it.Maka pangeran menjadikannya sebagai istrinya, karena kini ia yakin telah menemukan putri yang sejati, dan kacang polong itu disimpan di museum, di mana masih bisa dilihat jika tidak ada yang mengambilnya.
Now this is a true story.Konon, kisah ini sungguh terjadi.

Sumber: Andersen, H. C. (1993). The Real Princess. In H. C. Andersen, Andersen’s Fairy Tale (pp. 75-76). Ware: Wordsworth Editions Limited.

Leave a comment