Apa yang terlintas di pikiran English learners ketika mendengar istilah “fiksi Holocaust”? Yup, fiksi Holocaust adalah fiksi mengenai genosida terhadap penganut Yahudi di Eropa oleh Nazi selama Perang Dunia II. Sering kali fiksi Holocaust disajikan metaforis—dibalut dongeng dan fantasi—untuk menjauhkan pembaca dari trauma terhadap Holocaust. Meskipun begitu, fiksi ini tetap dapat mengungkap fakta-fakta sejarah pada saat Holocaust terjadi.

Salah satu fiksi Holocaust yang dibalut dongeng dan fantasi adalah novel Miss Peregrine’s Home for Peculiar Children karya Ransom Riggs. Novel pertama dari trilogi Peculiar Children ini terbit pada tahun 2011 dan diadaptasi menjadi sebuah film yang disutradarai oleh Tim Burton. Filmnya sendiri ditayangkan pada tahun 2016.

Novel Miss Peregrine’s Home for Peculiar Children menyajikan kisah Holocaust dari perspektif generasi ketiga, yaitu cucu tokoh yang selamat dari Holocaust. Tokoh generasi ketiga di dalam novel ini bernama Jacob Portman. Kakeknya, Abraham Portman, selalu bercerita mengenai masa lalunya di sebuah panti asuhan mewah di Wales bersama teman-temannya yang memiliki kekuatan ajaib. Teman-temannya ini ia juluki “peculiars”. Di antara kekuatan ajaib yang mereka miliki adalah mengangkat benda-benda berukuran sangat besar, mengeluarkan api dari tangan, dan mengeluarkan lebah dari tubuh. Setelah ia remaja, ia pergi dari panti asuhan tersebut dan ikut berperang di berbagai negara untuk melawan monster-monster yang telah membunuh keluarga dan teman-temannya. Mereka semua dibunuh karena memiliki kekuatan ajaib sehingga berbeda dari para non-peculiars.

Di dalam novel ini, panti asuhan mewah yang dimaksud Abraham merupakan panti asuhan yang menampung pengungsi anak-anak Yahudi. Panti asuhan tersebut menjadi sangat indah jika mengingat kengerian yang dihadapi orang-orang Yahudi di ghetto dan ruang-ruang gas. Istilah peculiar sendiri sebenarnya memiliki makna “keturunan Yahudi”. Abraham dan teman-temannya diburu dan dibunuh oleh monster karena alasan tersebut, dan monster-monster itu sendiri merupakan Nazi. Keikutsertaan Abraham dalam peperangan untuk membunuh monster adalah keikutsertaannya di dalam partisan Yahudi untuk menyerang Nazi di hutan dan ghetto lalu membebaskan orang-orang Yahudi.

Sebelum kematiannya, Abraham berpesan pada Jacob untuk pergi ke Pulau Cairnholm yang bertanggal 3 September 1940 karena di sana ia akan aman dan tidak diganggu oleh monster. Tanggal 3 September 1940 yang sangat sering disebutkan dalam novel ini berhubungan dengan peristiwa pengeboman Cardiff oleh Jerman. Jacob berhasil pergi ke pulau tersebut dan melawan banyak hollowgast, monster yang telah membunuh kakeknya. Hanya Jacoblah anak peculiar yang mampu melihat hollowgast, dengan begitu ia menjadi pahlawan bagi para peculiars.

Masih banyak fakta-fakta Holocaust yang akan kamu ketahui lebih jauh dalam novel ini dan sekuelnya, jadi yuk langsung baca novelnya!

Leave a comment