Adakah di antara kamu yang berencana kuliah di jurusan Sastra Inggris? Kalau begitu, kamu harus tahu seluk-beluknya. Jangan khawatir, English with RnB akan membantu kamu mengetahuinya langsung dari Ms. Riani dan Ms. Bee yang pernah menimba ilmu di jurusan ini. Baca wawancara kami sampai akhir, ya.

Apa sih yang membuat Ms. Riani dan Ms. Bee tertarik mengambil jurusan Sastra Inggris?

Riani: Tentunya karena saya menyukai bahasa Inggris. Saat SMP, saya senang mengikuti story telling dan speech contests. Saya juga sangat bersemangat setiap mengikuti pelajaran bahasa Inggris. Hal ini terus berlanjut hingga SMA, sampai saya berpikir bahwa jurusan ini mungkin cocok untuk diambil.

Bee: Saat masih SMA saya sangat ingin menjadi novelis dan penerjemah novel. Ditambah dengan skill bahasa Inggris yang mumpuni saya memutuskan untuk kuliah di jurusan Sastra Inggris.

Apakah materi yang diperoleh di Sastra Inggris sesuai dengan apa yang dibayangkan kalian berdua sebelum masuk ke jurusan ini?

Riani: Ada yang sesuai dengan bayangan saya, ada juga yang tidak. Sebelum kuliah, saya berpikir bahwa grammar dan writing skills saja sudah cukup menjadi modal untuk belajar di jurusan ini.

Pada kenyataannya, sejak tahun pertama kuliah, mahasiswa diberikan bacaan-bacaan—fiksi dan nonfiksi—yang sulit dipahami sekalipun saya sudah sering menggunakan bahasa Inggris di kehidupan sehari-hari.

Selain itu, bacaan-bacaan ini dijadikan bahan membuat paper, dan paper yang ditulis jumlahnya cukup banyak. Dengan begitu, saya menyarankan para calon mahasiswa jurusan ini untuk banyak membaca novel-novel bahasa Inggris, terutama novel klasik.

Fokus dan daya tahan dalam membaca juga sangat dibutuhkan di sini sekalipun jika kamu kurang hobi membaca. Di sisi lain, mata kuliah yang bersifat praktis seperti grammar, writing, listening, dan speaking sesuai dengan bayangan saya. Semuanya dipelajari mulai dari dasar.

Bee: Ada yang terbayang ada juga yang tidak. Dulu yang saya bayangkan adalah full membaca karya sastra, ternyata ada juga mata kuliah linguistik. Saking ambisiusnya, waktu SMA saya menargetkan untuk membaca novel satu minggu satu (bahasa Inggris atau bahasa Indonesia).

Saya pikir dengan modal ‘suka membaca’ saja sudah cukup untuk masuk ke jurusan ini, ternyata saya tidak sepenuhnya benar. Banyak aspek penunjang lainnya seperti kemampuan berbahasa Inggris dan ketekunan.

Menurut saya ‘suka membaca’ adalah modal utama, kenapa? Karena kamu akan berurusan dengan teks setiap harinya. Seperti yang Ms. Riani jabarkan sebelumnya, banyak karya fiksi dan nonfiksi yang sulit untuk dipahami.

Jika sudah gemar membaca maka harus diiringi juga dengan ketekunan, ya! Kemampuan bahasa Inggris di atas rata-rata menjadi nilai plus walaupun semua skills bahasa Inggris diajarkan dari dasar.

Selain mata kuliah yang bersifat praktis seperti yang disebutkan tadi, apakah di Sastra Inggris mahasiswa hanya belajar sastra?

Riani: Di universitas saya dulu, mahasiswa tidak hanya belajar sastra. Dari semester satu hingga semester empat, kami juga wajib mengambil mata kuliah yang berhubungan dengan linguistik.

Lalu di semester kelima, kami dapat mengambil satu di antara tiga pengutamaan: sastra, linguistik, atau penerjemahan. Saat itu saya mengambil pengutamaan penerjemahan.

Apa pengutamaan yang Ms. Bee pilih?

Bee: Saya memilih pengutamaan sastra karena dari awal-awal semester memang sudah tertarik. Mungkin saya tertarik jauh sebelum masuk ke jurusan ini tetapi tidak sadar. Saya suka membaca, nonton film, menulis, dan tertarik dengan budaya populer.

Hal-hal tersebut saya dapatkan dan saya pelajari dalam jurusan ini. Terlebih di kampus saya dulu terdapat mata kuliah drama dan belajar akting. Dari kelas drama, kami sudah menggelar beberapa pertunjukan dan salah satunya adalah tampil di Taman Ismail Marzuki.

Secara umum, apa saja yang dipelajari di pengutamaan sastra, linguistik, dan penerjemahan?

Riani: Pengutamaan linguistik fokus pada pembelajaran mengenai pembentukan suatu wacana, mulai dari bunyi huruf, pembentukan kata dan kalimat, hingga keberpihakan penulis dalam wacana tersebut.

Di sisi lain, di pengutamaan penerjemahan mahasiswa belajar untuk mengkaji bahasa sumber dan bahasa terjemahan dari suatu karya sastra. Kami melihat pengaruh penggunaan teknik penerjemahan terhadap segi linguistik dan sastra dari suatu karya.

Dalam aspek praktis, kami berlatih untuk menjadi penerjemah dan interpreter, dan itu sangat menyenangkan.

Bee: Di pengutamaan sastra, saya tidak hanya belajar untuk membedah karya fiksi berupa novel namun juga drama, puisi, dan cerita pendek. Saya juga belajar mengenai teori-teori sastra/budaya/politik untuk mengkaji suatu karya fiksi.

Di kelas ini saya belajar banyak tentang critical thinking, walaupun sangat pusing tetapi saya senang karena selalu mendapatkan banyak hal yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya dan menambah wawasan.

Dari hasil menulis esai sastra, saat semester enam kuliah saya berkesempatan untuk menjadi presenter di seminar berskala internasional.  

Selain sering membaca novel bahasa Inggris, apa lagi yang dibutuhkan calon mahasiswa sebelum masuk ke jurusan ini?

Riani: Baca juga karya-karya klasik dalam bahasa Indonesia dan ikuti perkembangan kebudayaan, politik, dan teknologi di berbagai negara. Selain itu, dengarkan banyak lagu dan tonton banyak film. Pengetahuan kamu dalam hal ini akan membantu saat membuat paper dan menulis skripsi.

Bee: Banyak menonton film, mendengarkan lagu, bahkan membaca komik/novel grafis. Pokoknya hal apapun yang dapat memperluas wawasanmu karena cakupan dalam bidang sastra sangatlah luas. 

Apa yang kalian rasakan setelah kuliah di Sastra Inggris? Lalu apa saja prospek kerja setelah lulus dari sini?

Riani: Karena mempelajari banyak isu, budaya, dan ideologi dari berbagai negara, saya merasa lebih open-minded dan tidak judgmental dalam menghadapi suatu masalah.

Lalu setelah lulus dari Sastra Inggris, banyak profesi yang bisa ditekuni, misalnya menjadi jurnalis, editor, penulis novel, penulis lagu, penulis konten, penerjemah, interpreter, pengusaha, guru, aktor, konsultan produk, social media specialist, dan sebagainya.

Bee: Sama seperti Ms. Riani, saya merasa lebih open-minded dan terbiasa melihat suatu hal dari berbagai perspektif. Banyak profesi yang bisa ditekuni, contohnya seperti yang sudah Ms. Riani sebutkan.

Untuk saya pribadi, berkecimpung di dunia kreatif sangat pas untuk anak-anak lulusan sastra.

Menarik sekali, ya, wawancara kali ini. Semoga penjelasan kedua tutor English with RnB ini berguna bagi kamu yang ingin masuk ke jurusan Sastra Inggris. Sampai jumpa lagi di artikel English with RnB berikutnya. Bye for now!

Leave a comment